Jangan Bekerja Untuk Uang, Buat Uang Bekerja Untuk Kamu

Uang merupakan komoditas yang sering menjadi simbol kesuksesan seseorang dalam hidupnya. Setiap hari, jutaan orang bekerja mencari uang untuk meraih mimpinya. Seringkali seseorang mengorbankan waktu, pikiran, dan tenaga untuk mendapatkan uang yang lebih banyak demi dapat memenuhi keinginan dalam hidupnya. Namun, sebenarnya kesuksesan seseorang bukanlah dilihat dari seberapa banyak penghasilan yang kita terima, tetapi seberapa efektifkah kita dapat mengatur uang tersebut.

Paradigma yang berkembang di masyarakat adalah saat kita bekerja keras maka uang yang kita dapatkan akan semakin banyak. Namun banyak juga masyarakat yang merasa sudah bekerja keras pergi pagi pulang malam, mencari lemburan, bahkan sampai masuk di hari libur demi mendapatkan uang yang lebih banyak, tetapi masih saja aset atau uang yang dimilikinya tidak berkembang. Lantas apa yang salah dengan paradigma masyarakat selama ini? Jika kita bekerja keras untuk mendapatkan uang, artinya kita selama ini hanya bekerja untuk uang. Dan paradigma itulah yang seharusnya dirubah. Orang-orang sibuk menghabiskan pengasilannya untuk kebutuhan dan gaya hidup. Alih-alih gaya hidup yang selalu diutamakan, eh malah tidak ada dana tersisa yang dapat ditabung atau diinvestasikan. Maka tidaklah heran jika kita sudah bekerja sekeras mungkin dan seberapapun uang yang kita hasilkan namun tetap tidak mempunyai aset.

Aset sendiri bukan berarti barang – barang yang kita miliki, tap aset merupakan hal yang bisa menghasilkan uang dimasa yang akan datang. Apakah bisa uang menghasilkan uang? Tentu bisa. Dengan merubah uang yang kita miliki menjadi aset. Karena hanya mengandalkan saja tidak cukup, saat ini kita harus mulai mengenal dan mengejar passive income. sendiri bisa kita dapatkan dengan menginvestasikan uang yang sudah kita peroleh (active income) dari hasil bekerja kepada aset-aset riil seperti penanaman modal untuk modal usaha, pembelian franchice tertentu, menyewakan rumah ataupun apartemen.

Kita juga bisa berinvestasi pada aset finansial seperti deposito, saham, obligasi, atau reksa dana. Nilai lebihnya aset finansial akan lebih mudah dicairkan apabila dibutuhkan. Di era perkembangan teknologi saat ini, banyak fintech-fintech bermunculan menawarkan produk-produk maupun jasa penasehat investasi yang memudahkan seseorang untuk memilih instrumen yang tepat sesuai dengan profil risiko masing-masing individu. Kita boleh saja bekerja keras untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Entah itu dalam bentuk rumah, kendaraan mewah, perhiasan, fashion items, dsb. Tetapi perlu diingat, waktu adalah komoditas paling berharga didunia ini yang tidak bisa dibeli dengan apapun, termasuk dengan uang. Sebanyak apapun uang yang kita miliki, kita tidak bisa membeli waktu. Kita tidak harus menghabiskan seluruh waktu yang kita miliki untuk bekerja mencari uang. Kita bisa membuat uang yang bekerja untuk kita. Banyak keuntungan yang kita dapat apabila uang kita juga bekerja untuk kita sendiri. Yang perlu kita lakukan hanyalah duduk, memonitor dan mengontrol uang tersebut bekerja.

Ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar penghasilan kita lebih efektif dan tidak habis dengan sia-sia. Salah satunya dengan mengalokasikan seluruh penghasilan yang kita miliki ke beberapa post (missal; post biaya makan dan post untuk tabungan), sehingga keuangan kita bisa jadi lebih teratur. Beberapa post tersebut diberikan persentase dari total penghasilan yang kita miliki misalnya post pertama memiliki persentase sebanyak 50% dari penghasilan kita.  Namun persentase pengeluaran dari beberapa post ini bisa disesuaikan dengan kebutuhan dan keinginan kita.

Pertama kita dapat membuat daftar pengeluaran setiap bulannya yaitu pengeluaran utama seperti uang untuk makan, tempat tinggal, transportasi, paket data, kesehatan, cicilan-cicilan dsb. Pengeluaran utama ini memiliki persentasi yang lebih banyak dibandingkan dengan pengeluaran lainnya karena pengeluaran tersebut dipakai untuk menopang kehidupan kita. Yang kedua, buat tujuan keuangan seperti saat kita ingin membeli rumah, mobil atau untuk memenuhi gaya hidup kita seperti berbelanja baju ataupun liburan. Yang ketiga, supaya penghasilan kita lebih bermanfaat, maka buatlah pengeluaran sosial untuk sedekah atau kita bisa bagi sebagian untuk orang tua atau keluarga tercinta. Yang keempat, siapkan dana darurat untuk keperluan mendesak yang tidak kita duga. Yang terakhir namun yang paling utama adalah untuk investasi, dengan menyisihkan sebagian dari penghasilan yang kamu miliki lalu menginvestasikannya ke dalam instrumen investasi yang sesuai dengan profil kamu, maka uang tersebut akan menghasilkan keuntungan yang dapat menjadi penghasilan kedua kamu dan mempercepat kamu dalam menggapai keinginanmu.

Sedikit menahan pengeluaran dimasa produktif kita bukan merupakan hal yang salah. Kita bisa mulai dari hal-hal sederhana seperti mengurangi hang-out di tempat mahal, membeli barang sesuai kebutuhan bukan berdasarkan keinginan dengan melihat brand tertentu, menahan keinginan untuk liburan mahal demi sebuah konten di Instagram, tapi kita bisa memilih liburan di tempat yang low budget namun tetap menyenangkan dan bermakna. Contohnya dengan menghabiskan waktu bersama orang-orang yang kita cinta seperti keluarga, teman, dan sahabat ataupun melakukan kegiatan sosial yang berdampak besar bagi kemaslahatan banyak orang akan jauh lebih berharga bagi hidup kita.

Oleh karena itu kita harus dapat mengubah pola pikir kita untuk tidak menghabiskan seluruh waktu kita demi mengejar uang, dan mengejar uang untuk menggapai mimpi. Tapi kita juga harus bisa membangun aset dari uang yang kita dapatkan agar bisa membererikan passive income untuk kamu. Selain itu kita juga harus tanamkan dalam diri kita untuk “jangan sampai uang yang mengendalikan kita, tapi kitalah yang harus mengendalikan uang tersebut. Buatlah uang itu bekerja untuk kita”.

Ditulis oleh :